image : cruisingoutpost.com |
Kuba,
negara yang selama ini kuanggap berada di antah berantah juga terbelakang dan
tak menarik.🙏 Padahal sepanjang masa kuliah sosok Che Guevara sering muncul di
bahan bacaan , namun tetap saja tak menggiringku pada keistimewaan negara di
Karibia ini.😕
Hingga aku membaca tulisan
Sigit Susanto tentang Kuba. Cerita tentang kunjungannya ke Kuba tersebut
seperti alarm yang berdenting dalam kepalaku, 🔔 kenapa? . . . karena sebelumnya aku sempat membaca kisah
Trinity tentang negara ini dalam buku TNT Round The World Part 2.
Dua orang
travel writer dengan gaya bahasa yang berbeda, sudut pandang yang berbeda,
selera yang berbeda namun melukiskan ketertarikan yang sama tentang negara ini.
Kuba yang dituliskan oleh
Sigit Susanto adalah Kuba pada tahun 2000, sedangkan Trinity berkunjung ke
negara tersebut pada tahun 2012. Dalam waktu lebih dari 10 tahun tersebut
beberapa hal telah berubah namun banyak hal menarik yang ternyata tetaplah
sama.
Secara subjektif beberapa
point berikut menurutku sangat menarik dan menjadikan Kuba bukan lagi negara
biasa-biasa saja dimataku.
Kota Tua Havana
Kedua tulisan dengan rentang waktu lebih dari satu dekade
tersebut menggambarkan Havana sebagai kota tua yang indah. Embargo yang
dilakukan AS menjadikan mereka tidak punya mobil dan suku cadang baru. Karena
itulah mobil tua tahun 50-an banyak digunakan disana dan dalam kondisi yang
masih baik dan terawat. Bahkan Trinity menyebutkan bahwa masuk ke Havana
seperti memasuki Time Tunnel ke tahun 1960-an. Di Havana tidak tampak papan
iklan hanya ada papan propaganda pemerintah yang masih dibuat dengan cat kuas,
bukan digital printing. Banyaknya bangunan kolonial di Havana menjadikannya tak
kalah indah dengan Eropa.
Salah
satu papan propaganda pemerintah di Havana
Image: www.alamy.com |
Image : travelwithamy.org |
Nemu majalah traveler lama yang covernya
negara Kuba
Ternyata mobil tua seolah telah menjadi
icon Havana
|
El
Capitolio de Cuba
bentuknya
mirip dengan White House di Washington D.C. AS
Image : wikipedia.org |
Sebelum 2011 segala bisnis dimiliki pemerintah
Sebagai negara sosialis Kuba mengatur segala bentuk
kehidupan dalam negaranya. Dalam buku Sigit Susanto menceritakan bahwa cindera
mata yang dijual semua berharga sama dan tidak bisa ditawar karena semua milik
pemerintah, penjual hanya menjualkan saja tanpa semangat untuk berbisnis.
Namun saat Trinity berkunjung ke Kuba pada tahun 2012,
warga sudah bisa membuka bisnis yang sebelumnya diakomodasi oleh pemerintah.
Namun diceritakan juga bahwa pebisnis seringkali mengambil keuntungan yang
tidak semestinya dari para turis. Misalnya turis diminta membayar mahal untuk
makanan yang telah mereka makan atau turis dimintai bantuan untuk kesehatan
padahal fasilitas kesehatan dan pendidikan di Kuba gratis. Salah satu bentuk bisnis yang kini boleh dikelola pribadi adalah casa particular (semacam homestay yang kadang jadi satu dengan tempat tinggal pemilik )
👆👆Simbol
resmi dari pemerintah
bahwa
rumah tersebut diperbolehkan menerima turis asing
Image: casaparticularcuba.org |
Image: bestcubaguide.com |
Angka Literasi (melek huruf) dan harapan hidup yang
tinggi
Fasilitas kesehatan dengan kualitas yang sangat baik dan
juga gratis menjadikan Kuba sebagai negara yang memiliki angka harapan hidup
yang tinggi. Bahkan ada begitu banyak dokter
di Kuba yang dikirim sebagai
bantuan tenaga medis untuk negara lain. Selain itu pendidikan di negara
tersebut juga gratis, masyarakat bisa menempuh pendidikan hingga jenjang
S3 tanpa perlu memikirkan kesulitan
keuangan.
Gaya hidup borjuis
ternyata dalam negara sosialis seperti Kuba juga terdapat kesenjangan ekonomi meskipun tidak luas. Saat kunjungannya pada tahun 2000 Sigit Susanto sempat
menceritakan gaya hidup borjuis para pelancong di sebuah hotel. Dimana makanan
tersedia berlimpah ruah dan juga bermacam macam. Sedangkan dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat Havana belanja dibatasi dan penghasilan masyarakatnya
juga rendah. Keadaan yang bertolak belakang dengan keseharian masyarakatnya.
Trinity menceritakan hal yang kurang lebih sama tentang
OKB di sebuah hotel di Cayo Guillermo. Para wisatawan rakus mengambil banyak makanan yang bahkan
belum tentu dihabiskan. Belum lagi beberapa dari mereka membawa wadah sendiri
untuk menyimpan makanan dan juga minuman bahkan juga wine.
Anti Amerika
Selain tidak menjual Coca Cola ada beberapa hal lain
yang sangat menunjukkan betapa negara ini anti Amerika. Salah satunya adalah
ada menara tinggi yang berfungsi untuk merusak tayangan Televisi dari Amerika.
Selain itu warga negara Amerika serikat juga dilarang masuk ke makam Che
Guevara.
Kuba
adalah salah satu negara di dunia yang tidak menjual Coca Cola
Image: quora.com |
Akses Internet yang terbatas
Selain sebagai negara yang paling tinggi tingkat
penyensorannya (berita dimonopoli pemerintah), Internet di kuba tidak boleh
dimiliki oleh pribadi karena itulah negara ini memiliki akses internet yang terbatas.
Menurut Trinity hal ini malah membuat para cowok Kuba lebih menarik karena
terjaga ke”orisinilan”-nya 😍.
Semangat Che tetap hidup di Kuba
Che Guevara adalah salah satu pemimpin revolusi Kuba dalam
menjatuhkan tirani presiden Fulgencio Batista. Semangat Che Guevara dalam
revolusi masih terus dikenang hingga kini baik itu dalam bentuk pengetahuan
ataupun propaganda. Di sekolah pun
sebelum pelajaran dimulai diucapkan Hymne secara lisan “Pioneros por el
Comunismo. Seremos como el Che” – (Komunis sebagai pioner, kami ingin menjadi
seperti Che)
Image: www.alamy.com |
Image: casaparticular.com |
Dua buku yang membuat aku ingin merekam
Berbagai hal unik tentang Kuba😊
|