Sahabatku, usai
tawa ini
Izinkan aku
bercerita :
Telah jauh
kumendaki,, Sesak udara di puncak khayalan
Jangan sampai kau
disana,
Telah jauh, ku
terjatuh, Pedihnya luka di dasar jurang kecewa
Dan kini sampailah, aku di sini ..
Dan kini sampailah, aku di sini ..
Yang cuma ingin diam, duduk di tempatku
Menanti seorang yang biasa saja
Segelas air di tangannya, kala kuterbaring sakit
Yang sudi dekat, mendekap tanganku
Mencari teduhnya dalam mataku
dan berbisik: “Pandang
aku, kau tak sendiri oh dewiku”
Dan demi Tuhan, jangan bilang lagi itu terlalu tinggi
Dan demi Tuhan, jangan bilang lagi itu terlalu tinggi
Telah lama,
kumenanti
Satu malam sunyi
untuk kuakhiri
Dan usai tangis ini
kuberjanji
untuk diam duduk di tempatku
Menanti seorang
yang biasa saja
Segelas air ditangannya,
kala kuterbaring . . . sakit
Menentang malam,
tanpa bimbang lagi
Demi satu dewi yang
lelah bermimpi
Dan berbisik : “selamat
tidur tak perlu bermimpi bersamaku”
Wahai Tuhan jangan
bilang lagi itu terlalu tinggi
Curhat buat sahabat, tau lagu ini baru kemaren pas
baca Rectoverso. Abis baca langsung
inget diri sendiri pas di usia belasan hhihihihihi. Cerita cinta-cintaan ku diwaktu
itu memang ga selalu sedih , banyak senangnya juga. Tapi waktu sedih curhat
seperti itulah yang aku lakukan.
Aku tak punya
sahabat curhat seperti dalam cerpen curhat buat sahabat. Hanya saja aku dulu
selalu membayangkan punya sahabat maya. Yang setiap kali aku kecewa akan “dirinya”
aku berjanji pada si sahabat maya bahwa aku akan mendiamkannya, tak akan lagi mengharapkan
hal baik darinya, dan akan menunggu
orang yang “biasa saja”.
Tapi aku melakukan
janji seperti itu sampai bertahun-tahun berikutnya. dan tetap bertahan untuknya. Tapi aku tak menyesalinya, itu keputusanku di masa itu, menunjukkan bagaimana mentalitasku di usia itu. Dan aku bersyukur pernah mengalami
pembelajaran itu. Aku juga seharusnya berterima kasih padanya yang
banyak membuatku belajar di masa laluku.
Di masa kini ku, aku
telah bersama orang yang “biasa saja” yang
dulu aku pernah berjanji untuk menantinya.
Dear
my virtual friends,
Kau lihat kan? Kini aku bersama
orang yang dulu aku berjanji padamu untuk menantinya. Dengan segala benar dan
salah perbuatanku, akhiranya aku memutuskan untuk bersamanya.
No comments:
Post a Comment