Judul : The Naked Traveler
1 Year Round-The-World Trip – Part 1
Pengarang : Trinity
Tebal : 243 halaman
Terbit : 2014
Penerbit : PT. Bentang Pustaka
Jadi pengen punya sandal jepit macam thu |
Baca buku ini sekitar 2 tahun lalu,
tapi lagi pengen ceritanya sekarang ๐. Buku ini termasuk salah satu buku
yang pernah kunantikan terbitnya. Tak banyak orang Indonesia yang siap secara
materi, jasmani dan rohani untuk full travelling selama satu tahun tanpa
kembali menginjak tanah air, ala low
budget pula. Selain itu dari hasil baca-baca beberapa buku dan blog
traveling, untuk orang dengan paspor Indonesia, keliling dunia bukanlah hal
mudah. Dua hal itu menjadi pemicu rasa penasaran akan pengalaman Round The
World nya Trinity.๐
Salah satu yang ku-sukai tentang
kisah Trinity adalah seolah selalu ada prinsip “lihat entar aja lah”. Untuk aku
pribadi (yang jarang traveling) cara pandang seperti itu menunjukkan kalau
traveling ke luar negeri tidak serumit seperti yang terbayangkan. Tapi di sisi
lain Trinity juga bukannya asal-asalan pergi tanpa perencanaan. Standarisasinya
untuk memutuskan mana yang penting untuk dipikirkan dan mana yang tidak-lah
yang menurutku membuatnya istimewa.๐
Dalam buku 1 Year RTW (Round The World Trip) part
1 ini, Trinity menuangkan pengalamannya
saat mengunjungi Rusia, Brasil, Cile, Peru dan Ekuador. Selain itu dia juga
memberikan beberapa tips RTW serta rekomendasi wisata, hostel dan museum.
Rusia Seram adalah cerita
pertama yang menyedot perhatianku. Tak banyak cerita yang pernah kubaca tentang
berwisata ke negara satu ini. Seperti judul bab pertama ini akupun menganggap
Rusia sebagai negara yang keras dan menakutkan๐. Disini Trinity menyebutkan
bahwa besar pada zaman orba membuatnya menggambarkan komunis sebagai bahaya
laten yang harus ditumpas sampai ke akar-akarnya. Bukannya ikut-ikutan tapi
memang alam bawah sadarku pun berpikir seperti itu. Dan apa hubungannya dengan
Rusia seram? Yaaa paham komunis identik dengan Rusia.
Salah satu hal tentang Rusia
yang pernah kuketahui dan juga dibenarkan dalam buku ini adalah bahwa Rusia
negara mahal. Namun dalam sepanjang perjalanan di Moskow dan Saint Petersburg
Trinity menyebutkan Rusia tidak seseram yang dibayangkan. Dalam buku ini
disebutkan bahwa transportasinya tepat waktu dan tepat waktu adalah ciri negara
maju. Sepertinya aku setuju tentang yang satu ini.
Cerita
tentang camp konsentrasi Nazi di Auscwist memberika gambaran nyata tentang
kekejaman nazi *saat bacanya ikutan ngeri. Kunjungan di Eropa ditutup dengan
cerita overstay yang bikin deg-deg
an.
Brasil menjadi negara pertama di
Amerika selatan yang dikunjungi. Brasil adalah negara pantai dan bola plus
Brasil adalah negara tanpa orang jelek menjadi point yang paling kuingat
setelah membaca buku ini. Yang lucu, sangking banyaknya kebiasaan cowok top less (tidak memakai baju atasan)
sampai ada peraturan di beberapa tempat bahwa mereka harus pakai baju untuk
bisa masuk. Ada juga pernyataan yang menohok tentang Indonesia dan Brasil
adalah sama sama negara dengan banyak penduduk namun fasilitas keamanan di
Brasil lebih terjamin.
Dari Brasil rute selanjutnya
seharusnya mengunjungi Argentina via jalan darat, namun rencana tersebut tidak
terwujud karena visa ditolak. Tentang ke-gregetan yang satu ini diceritakan
dalam bab I Cry for You Argentina.
Pantagonia, salah satu tempat yang
familiar di telingaku tapi tidak pernah benar –benar kubaca. Baru kali inilah
aku ngeh kalau Pantagonia ada di ujung Amerika Selatan. Pegunungan bersalju,
glacier, populasi pinguin hingga padang gurun menjadi beberapa tempat menarik
di Cile, dan tak lupa juga Valparaiso kota pelabuhan yang ternyata sudah tak
indah lagi dari dekat.
Negara selanjutnya yang dituju adalah
Peru, dimana didalamnya terdapat Machu Picchu Dream come true – nya Trinity.
Glacier Pastoruri, Oasis gurun Huacachina, dan Pulau Terapung Uros menjadi
tempat wisata alam favorit selama dua bulan di Peru. Disebutkan pula bahawa
Peru menjadi negara favorit selama RTW karena Peru memiliki segala yang
menyejukkan mata, biaya hidup yang relatif murah hingga kemudahan bagi
wisatawan.
Ekuador adalah negara yang dituliskan
dalam bab selanjutnya. Setelah membaca tentang Ekuador aku langsung browsing tentang Pontianak, bukankah
Pontianak juga berada di garis khatulistiwa. Namun tetap saja tak menemukan
jawaban mengapa berada di garis lintang 0° begitu istimewa untuk Ekuador tapi tidak begitu
wah untuk Indonesia. Selain berada di garis equator, mengunjungi Galapagos juga
menjadi agenda menarik di negara Ekuador.
Bab ini bisa menjadi panduan ceklist para traveler |
Di akhir buku ini ada sub-bab
tentang serba serbi. Bagian ini berisi tentang berbagai hal menarik tentang
sepanjang perjalanan yang terekam dalam TNT 1 Year RTW part 1. Melalui perbatasan
antar negara lewat jalan darat menjadi kisah pertama yang diceritakan. Dilanjutkan
dengan berbagai pertanyaan tentang mengapa orang Indonesia jarang traveling.
Secara keseluruhan aku merasa
puas dengan buku ini. Aku begitu excited karena ini pertama kalinya aku membaca
tentang perjalanan ke Amerika Selatan dan camp Nazi. Dan gaya bahasa Trinity
masih tetap yang paling nyaman untukku.
Sebagai warga Negara Indonesia , seharusnya saat kita traveling kemanapun kita akan sukses karena sudah tertempa oleh kondisi yang serba gak jelas di negara sendiri. |
I agree with that ↑↑ ๐