Tuesday, 13 December 2016

Resensi TNT RTW part 1



Judul                    : The Naked Traveler
                                   1 Year Round-The-World Trip – Part 1
Pengarang       : Trinity
Tebal                   : 243 halaman
Terbit                  : 2014
Penerbit            : PT. Bentang Pustaka
Jadi pengen punya sandal jepit macam thu
Baca buku ini sekitar 2 tahun lalu, tapi lagi pengen ceritanya sekarang 😁. Buku ini termasuk salah satu buku yang pernah kunantikan terbitnya. Tak banyak orang Indonesia yang siap secara materi, jasmani dan rohani untuk full travelling selama satu tahun tanpa kembali menginjak tanah air, ala low budget pula. Selain itu dari hasil baca-baca beberapa buku dan blog traveling, untuk orang dengan paspor Indonesia, keliling dunia bukanlah hal mudah. Dua hal itu menjadi pemicu rasa penasaran akan pengalaman Round The World nya Trinity.😏
                Salah satu yang ku-sukai tentang kisah Trinity adalah seolah selalu ada prinsip “lihat entar aja lah”. Untuk aku pribadi (yang jarang traveling) cara pandang seperti itu menunjukkan kalau traveling ke luar negeri tidak serumit seperti yang terbayangkan. Tapi di sisi lain Trinity juga bukannya asal-asalan pergi tanpa perencanaan. Standarisasinya untuk memutuskan mana yang penting untuk dipikirkan dan mana yang tidak-lah yang menurutku membuatnya istimewa.😍
                Dalam  buku 1 Year RTW (Round The World Trip) part 1  ini, Trinity menuangkan pengalamannya saat mengunjungi Rusia, Brasil, Cile, Peru dan Ekuador. Selain itu dia juga memberikan beberapa tips RTW serta rekomendasi wisata, hostel dan museum.
                Rusia Seram adalah cerita pertama yang menyedot perhatianku. Tak banyak cerita yang pernah kubaca tentang berwisata ke negara satu ini. Seperti judul bab pertama ini akupun menganggap Rusia sebagai negara yang keras dan menakutkan🙈. Disini Trinity menyebutkan bahwa besar pada zaman orba membuatnya menggambarkan komunis sebagai bahaya laten yang harus ditumpas sampai ke akar-akarnya. Bukannya ikut-ikutan tapi memang alam bawah sadarku pun berpikir seperti itu. Dan apa hubungannya dengan Rusia seram? Yaaa paham komunis identik dengan Rusia.
                Salah satu hal tentang Rusia yang pernah kuketahui dan juga dibenarkan dalam buku ini adalah bahwa Rusia negara mahal. Namun dalam sepanjang perjalanan di Moskow dan Saint Petersburg Trinity menyebutkan Rusia tidak seseram yang dibayangkan. Dalam buku ini disebutkan bahwa transportasinya tepat waktu dan tepat waktu adalah ciri negara maju. Sepertinya aku setuju tentang yang satu ini.
Cerita tentang camp konsentrasi Nazi di Auscwist memberika gambaran nyata tentang kekejaman nazi *saat bacanya ikutan ngeri. Kunjungan di Eropa ditutup dengan cerita overstay yang bikin deg-deg an.
                Brasil menjadi negara pertama di Amerika selatan yang dikunjungi. Brasil adalah negara pantai dan bola plus Brasil adalah negara tanpa orang jelek menjadi point yang paling kuingat setelah membaca buku ini. Yang lucu, sangking banyaknya kebiasaan cowok top less (tidak memakai baju atasan) sampai ada peraturan di beberapa tempat bahwa mereka harus pakai baju untuk bisa masuk. Ada juga pernyataan yang menohok tentang Indonesia dan Brasil adalah sama sama negara dengan banyak penduduk namun fasilitas keamanan di Brasil lebih terjamin.
Dari Brasil rute selanjutnya seharusnya mengunjungi Argentina via jalan darat, namun rencana tersebut tidak terwujud karena visa ditolak. Tentang ke-gregetan yang satu ini diceritakan dalam bab I Cry for You Argentina.
Pantagonia, salah satu tempat yang familiar di telingaku tapi tidak pernah benar –benar kubaca. Baru kali inilah aku ngeh kalau Pantagonia ada di ujung Amerika Selatan. Pegunungan bersalju, glacier, populasi pinguin hingga padang gurun menjadi beberapa tempat menarik di Cile, dan tak lupa juga Valparaiso kota pelabuhan yang ternyata sudah tak indah lagi dari dekat.
Negara selanjutnya yang dituju adalah Peru, dimana didalamnya terdapat Machu Picchu Dream come true – nya Trinity. Glacier Pastoruri, Oasis gurun Huacachina, dan Pulau Terapung Uros menjadi tempat wisata alam favorit selama dua bulan di Peru. Disebutkan pula bahawa Peru menjadi negara favorit selama RTW karena Peru memiliki segala yang menyejukkan mata, biaya hidup yang relatif murah hingga kemudahan bagi wisatawan.
Ekuador adalah negara yang dituliskan dalam bab selanjutnya. Setelah membaca tentang Ekuador aku langsung browsing tentang Pontianak, bukankah Pontianak juga berada di garis khatulistiwa. Namun tetap saja tak menemukan jawaban mengapa berada di garis lintang 0° begitu istimewa untuk Ekuador tapi tidak begitu wah untuk Indonesia. Selain berada di garis equator, mengunjungi Galapagos juga menjadi agenda menarik di negara Ekuador.
Bab ini bisa menjadi panduan ceklist para traveler
                Di akhir buku ini ada sub-bab tentang serba serbi. Bagian ini berisi tentang berbagai hal menarik tentang sepanjang perjalanan yang terekam dalam TNT 1 Year RTW part 1. Melalui perbatasan antar negara lewat jalan darat menjadi kisah pertama yang diceritakan. Dilanjutkan dengan berbagai pertanyaan tentang mengapa orang Indonesia jarang traveling.
                Secara keseluruhan aku merasa puas dengan buku ini. Aku begitu excited karena ini pertama kalinya aku membaca tentang perjalanan ke Amerika Selatan dan camp Nazi. Dan gaya bahasa Trinity masih tetap yang paling nyaman untukku.
Sebagai warga Negara Indonesia , seharusnya saat kita traveling kemanapun kita akan sukses karena sudah tertempa oleh kondisi yang serba gak jelas di negara sendiri.
 I agree with that ↑↑ 😄

2 comments:

  1. Stainless Steel Double Edge Beads - TITONIA GRADE GED
    Stainless Steel guy tang titanium toner Double Edge Blades titanium helix earrings are premium stainless steel blades gold titanium manufactured in titanium band ring China. These blades nier titanium alloy have the straight cut angle of a Blade Blade from Stainless Steel.$45.95 · ‎In stock

    ReplyDelete

Bagikan

>