Judul : 5 cm
Pengarang : Donny Dhirgantoro
Tebal : 381 halaman
Terbit : Jakarta, 2005
Penerbit : PT Grasindo
Saya pertama membaca buku ini pada tahun 2006, saat itu saya
sudah mulai patah arang mengerjakan skripsi dan mulai ragu benarkah saya bisa lulus kuliah
seperti yang lain hehhhehehhe.
Bulan lalu saya kembali membaca buku ini karena ingin
mengingat-ingat isinya sebelum nonton filmnya nantinya ^^. Setelah membaca
kembali, saya jadi sangaattttt kangen sama
teman-teman kuliah. 5cm pernah menjadi salah satu buku favorit bersama. Kami
menyukai quotes penyemangat serta
kisah persahabatan dalam buku ini. Selain itu sebelum buku ini terbit ada
beberapa hal dalam buku ini yang pernah menjadi “kelakar” kami. Misalnya saja soal gado-gado adalah
asal muasal salad dan pecel gapit adalah asal muasal burger hhihihihi.
Dalam novel ini pengarang menceritakan persahabatan yang
terjalin sejak SMA. Peristiwa gokil plus ngocol, sisipan lagu-lagu keren serta
kadang ada bahasan tentang sesuatu yang ”berat” seperti tentang ekonomi dan
filsafat membuat novel ini terasa kompleks.
Saya tak akan lupa tentang “meletakkan mimpi hanya 5cm di
depan kening kita” selalu menjadi inspirasi penyemangat saya saat itu. Hingga
sekarang saat merasa ingin menyerah akan sesuatu, saya kembali meyakinkan diri
bahwa yang saya inginkan pasti tak jauh lagi, hanya 5cm di depan saya.
Saya juga tidak pernah lupa tentang apa yang harus saya
lakukan saat saya memiliki sebuah mimpi, yang saya perlukan hanya
kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya,
tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya,
mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya,
lapisan tekad yg seribu kali lebih keras dari baja…
Dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya…
Serta mulut yang akan selalu berdoa”
tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya,
mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya,
lapisan tekad yg seribu kali lebih keras dari baja…
Dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya…
Serta mulut yang akan selalu berdoa”
Begitu
juga saat saya sedih karena patah hati,
mata saya dibuka dengan “dunia ini indah” dan ada banyak hal yang belum sempat
saya jelajah dalam usia yang masih muda betapa ruginya kalau kita terpuruk
hanya karena “patah hati”. Membaca buku ini bisa menjadi "nostalgia mental" buat saya, karena bisa mengingatkan saya se-lemah apa mentalitas dan personalisasi saya waktu itu.
Memang ada beberapa hal yang “mengganggu” dalam buku ini
misalnya seperti tentang kereta yang melewati daerah Batu, atau Zafran yang
nyari sinyal di depan Stasiun Malang. Atau mungkin waktu mereka ke Malang waktu
di Malang sinyal masih sulit kali ya . . . . ah whatever lah. Yang penting
semuanya tidak mengurangi oke-nya buku ini. ^^
“Jangan pernah
meremehkan kekuatan seseorang karena Tuhan sekalipun tidak pernah” ― Donny Dhirgantoro
No comments:
Post a Comment