Friday, 28 December 2012

5cm, nostalgia mental


Judul                : 5 cm
Pengarang       : Donny Dhirgantoro
Tebal               : 381 halaman
Terbit              : Jakarta, 2005
Penerbit          : PT Grasindo
            Saya pertama membaca buku ini pada tahun 2006, saat itu saya sudah mulai patah arang mengerjakan skripsi dan  mulai ragu benarkah saya bisa lulus kuliah seperti yang lain hehhhehehhe.
            Bulan lalu saya kembali membaca buku ini karena ingin mengingat-ingat isinya sebelum nonton filmnya nantinya ^^. Setelah membaca kembali, saya jadi sangaattttt  kangen sama teman-teman kuliah. 5cm pernah menjadi salah satu buku favorit bersama. Kami menyukai quotes penyemangat serta kisah persahabatan dalam buku ini. Selain itu sebelum buku ini terbit ada beberapa hal dalam buku ini yang pernah menjadi “kelakar”  kami. Misalnya saja soal gado-gado adalah asal muasal salad dan pecel gapit adalah asal muasal burger hhihihihi.
            Dalam novel ini pengarang menceritakan persahabatan yang terjalin sejak SMA. Peristiwa gokil plus ngocol, sisipan lagu-lagu keren serta kadang ada bahasan tentang sesuatu yang ”berat” seperti tentang ekonomi dan filsafat membuat novel ini terasa kompleks.
            Saya tak akan lupa tentang “meletakkan mimpi hanya 5cm di depan kening kita” selalu menjadi inspirasi penyemangat saya saat itu. Hingga sekarang saat merasa ingin menyerah akan sesuatu, saya kembali meyakinkan diri bahwa yang saya inginkan pasti tak jauh lagi, hanya 5cm di depan saya.
            Saya juga tidak pernah lupa tentang apa yang harus saya lakukan saat saya memiliki sebuah mimpi, yang saya perlukan hanya
kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya,
tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya,
mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya,
lapisan tekad yg seribu kali lebih keras dari baja…
Dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya…
Serta mulut yang akan selalu berdoa” 
Begitu juga  saat saya sedih karena patah hati, mata saya dibuka dengan “dunia ini indah” dan ada banyak hal yang belum sempat saya jelajah dalam usia yang masih muda betapa ruginya kalau kita terpuruk hanya karena “patah hati”. Membaca buku ini bisa menjadi "nostalgia mental" buat saya, karena bisa mengingatkan saya se-lemah apa mentalitas dan personalisasi saya waktu itu.
            Memang ada beberapa hal yang “mengganggu” dalam buku ini misalnya seperti tentang kereta yang melewati daerah Batu, atau Zafran yang nyari sinyal di depan Stasiun Malang. Atau mungkin waktu mereka ke Malang waktu di Malang sinyal masih sulit kali ya . . . . ah whatever lah. Yang penting semuanya tidak mengurangi oke-nya buku ini. ^^

“Jangan pernah meremehkan kekuatan seseorang karena Tuhan sekalipun tidak pernah”  Donny Dhirgantoro
            

No comments:

Post a Comment

Bagikan

>