Salah satu onsen di Jepang
|
Waktu baca tentang budaya mandi ala
jepang (onsen) di buku TNT 3, harusnya menyenangkan juga kalau ada kebiasaan
seperti itu disini. Sebenarnya tidak mustahil untuk mewujudkannya karena
Indonesia juga memiliki banyak gunung berapi yang mengalirkan air panas alami. Hanya
saja di setiap tempat wisata pemandian air panas disini tidak ada yang
menerangkan kandungan mineralnya secara terperinci. Yang aku tau pemandian air
panas alami disini mengandung sulfur, enak buat berendam, pulangnya lapar plus
ngantuk ^^.
Photo:
|
Merasa beruntung juga didekat tempat
tinggalku ada pemandian air panas alami. Tinggal di Kota Batu pastinya sudah tak
asing lagi dengan pemandian air panas Cangar. Tempat ini berada di Dusun Cangar,
Desa Tulungrejo Kec. Bumiaji-Kota Batu. Tempat ini biasa dilewati pengguna
jalan Malang – Mojokerto melalui jalur Pacet.
Minggu lalu aku kembali mengunjungi
tempat wisata ini. Meskipun jam 8:30 pagi aku sudah sampai disana namun
pengunjung sudah ramai karena hari libur. Karena malas naik tangga yang curam
saat pulang nantinya, aku sengaja memarkir motor di area parkir belakang.
FYI parkir di depan lebih dekat dengan kolam pemandian namun posisinya diatas
sehingga ada tangga lumayan curam untuk sampai ke kolam pemandian.
Sejak aku kecil tempat ini tidak
banyak berubah, tidak ada perawatan yang berarti. Aku tak tau kenapa pemerintah
Kota Batu tidak membuat tempat ini menjadi lebih nyaman. Tidak perlu Se-perfect Onsen di Jepang juga. Tapi harusnya bisa
dibuat lebih bersih dan lebih terkoordinasi. Misalnya saja diharuskan bilas
dulu sebelum berendam di kolam, disediakan
penitipan barang yang memadai, disediakan
tempat terpisah bagi perempuan jika ingin berendam terpisah.
Banyak pengunjung yang meletakkan barang-barang mereka dipinggir kolam saat berendam |
Disana memang ada kolam terpisah
bagi perempuan yang tidak ingin berendam diluar namun sebagian orang
memanfaatkannya sebagai tempat mandi jadi airnya menjadi lebih kotor dan
bercampur sabun dan sampo. Untuk tiket masuk seharga Rp 6000 / orang yang juga
sudah termasuk biaya parkir, wisata ini memang tergolong murah. Namun banyak
orang rela mengeluarkan uang sedikit lebih banyak untuk tempat yang lebih
nyaman, apalagi bagi mereka yang sudah menempuh perjalanan jauh untuk sampai di
tempat ini.
Wisata air panas alami tidak bisa
dibuat begitu saja oleh manusia bukan, untuk membuatnya dibutuhkan air panas
dengan kandungan mineral yang mengalir dari gunung berapi. Jadi kalau sudah ada
tempatnya namun tidak dikelola dengan baik rasanya sayang sekali. Apa mungkin
karena berada di kawasan hutan lindung jadi tempat ini tak perlu dikelola
maksimal sebagai tempat wisata? Hehe sepertinya cukup kritik saya tentang
tempat ini. Sekarang saatnya untuk banyak hal yang tak pernah mengecewakan dari
tempat ini.
Area Parkir di pintu masuk belakang |
Dari mulai tempat parkir kita sudah
mulai bisa menikmati jalan kaki dengan udara yang sejuk dan dikelilingi hutan
disekitar kita. Di kawasan ini juga masih terdapat banyak monyet yang “stay” disini hanya saja aku tak pernah
berhasil memotretnya.
Perjalanan dari tempat parkir menuju kolam air panas |
Disekitar tempat
ini juga banyak terdapat gua-gua peninggalan masa pendudukan Jepang tahun
1942-1945. Jadi bagi yang suka “tracking”
kawasan hutan disekitar sumber air
panas juga menjanjikan untuk dijajaki. Ssstttt mungkin Jepang dulunya mau buat
Onsen juga ditempat ini hehehhe.
Meskipun rasa bakso dan gorengannya
lebih enak di “Batu Kota”, namun menikmati bakso dan gorengan ditempat ini jadi
terasa lebih nikmat, mungkin karena lapar setelah berendam dan hawa dingin di
tempat dengan ketinggian 1000mdpl ini.
Pilung |
Satu kuliner lagi nih yang cuma ada
disini, kami menyebutnya pilung ketan putih yang dimasak seperti lontong namun
gurih dengan kuah fermentasi ketan hitam. Makanan ini membuat badan hangat
sehingga cocok disantap disini.
Selain pemandangan disekitar kolam
pemandian, pemandangan yang lebih “wah” lagi akan banyak kita jumpai saat
menuju tempat ini. Berikut beberapa foto yang kuambil saat perjalanan pulang, namun aku
hanya mengambil foto dari atas motor tanpa berhenti seperti yang lain. Meskipun begitu kurasa
foto-foto ini sudah bisa menunjukkan menyenangkannya perjalanan menuju tempat
wisata yang satu ini. Ada juga foto-foto dari akun instagram @dariszcahyadi yang kerennn.
saat musim hujan, jamur liar banyak tumbuh di kayu-kayu basah disekitar kolam air panas |
Photo: Instagram @dariszcahyadi |
Photo: Instagram @dariszcahyadi |
aku yakin bunga-bunga kecil itu benih salah satu sayur, emmm atau bawang yaa . . . hehhe lupa yang penting bikin indah pemandangan |
No comments:
Post a Comment