Friday 29 July 2016

Belajar Bahasa Gratis ala Memrise

Memrise , salah satu aplikasi android yang telah menjadi favoritkujatuh cinta .
Jika ingin belajar berbagai bahasa didunia dengan cara yang menyenangkan serta biaya yang murah, #Memrise bisa menjadi salah satu alternatif pilihan. Aplikasi ini bisa didownload secara gratis di Playstore.
Selain kursus berbagai bahasa, masih ada banyak beragam topik yang bisa kita pilih dalam aplikasi ini mulai dari seni hingga hiburan.
pilihan berbagai macam topik selain bahasa
Pembelajaran dalam Memrise diawali dari "menanam benih pengetahuan" yang selanjutnya diulang ulang hingga "berbunga".
Diawali memperkenalkan satu kata hingga nantinya muncul tanda bunga
Untuk kata yang telah "berbunga" namun kita sering melakukan kesalahan saat soal tersebut diulang kembali maka akan muncul tanda petir berwarna kuning pada kata tersebut seperti gambar dibawah ini. Tanda petir tersebut berarti kata yang dimaksud masuk dalam daftar kata sulit untuk kita.

Metode yang digunakan bermacam - macam dari mulai soal pilihan ganda hingga isian (soal yang jawabannya harus kita ketik).
bentuk soal pilihan

bentuk soal isian

bentuk soal pilihan dengan mendengarkan kata yang dimaksud
Memilih satu diantara tiga audio yang sesuai dengan deskripsi yang disebutkan
Memrise juga memiliki fitur yang memungkinkan kita memiliki teman belajar, kita bisa mengundang teman melalui facebook, email atau account Memrise mereka.
Klik gambar di pojok kanan bawah untuk menambahkan teman
Seperti aplikasi #android  pada umumnya Memrise juga sering mengupgrade berbagai fiturnya. Bahkan saat ini untuk satu bahasa saja ada banyak pilihan menu yang ditawarkan. Misalkan untuk bahasa Inggris  terdapat pilihan seperti :
- 400 Words of  TOEFL
- Advanced English (c1,c2)
- Learn English Grammar
- Learn English Irregular Verbs
- Intermediate English ontext
- Learn English Pronunciation
- English Expression
- dll.
Saat memilih bahasa yang akan dipelajari disarankan langsung mengetik pada bar searching karena dengan bertambahnya pilihan pembelajaran bahasa yang muncul maka waktu yang dibutuhkan untuk load semua menu bahasa jadi semakin panjang. Jadi sebaiknya ketik saja bahasa apa yang kita cari agar cepat muncul di menu.
Berikut beberapa topik pembelajaran yang saya ambil diluar bahasa :
soal pilihan pada paket "Who painted Me"
Soal isian pada paket "Country Maping"
soal isian pada paket "Who painted Me"
soal isian pada paket "Harry Potter Spell"
selain versi gratis-nya Memrise juga menyediakan versi pro (berbayar) dngan berbagai fitur pro sebagai berikut :

Tertarik? mau gratis ataupun pro, yang pasti selamat mencoba tersenyum lebartersenyum lebar

Monday 25 July 2016

Max Havelaar - Kilas balik Indonesia dari mata Eduard Douwes Dekker



Judul              : Max Havelaar
Pengarang     : Multatuli
Tebal              : 477  halaman
Terbit             : Juli  2015  (cetakan VII)
Penerbit         : PT. Mizan Pustaka

            Buku ini sebenarnya adalah terjemahan dari buku Max Havelaar: Or the Coffee Auction of the Dutch Trading Company , yang diterbitkan di Edinburg pada tahun 1868 oleh Edmonston & Douglas.
            Sejujuranya aku menyesal baru membaca kisah ini pada usia yang sudah kepala tiga seperti sekarang. Kalau aku membacanya pada saat masih remaja aku pasti bisa lebih menghargai sejarah perjuangan bangsa ini. Aku beranggapan seperti itu karena meskipun dalam pelajaran sejarah di sekolah telah digambarkan betapa menderitanya  rakyat negeri ini pada jaman perjuangan namun penggamaran tersebut tidaklah detail dan menguras emosi seperti apa yang diceritakan dalam buku ini.
             Bagi yang tidak mengingat nama Multatuli mari kita sama-sama ingat kembali pelajaran sejarah saat sekolah. Disebutkan bahwa yang mengakhiri “tanam paksa” di Indonesia adalah sebuah buku dengan judul Max Havelaar yang beredar di Belanda. Karena buku itulah akhirnya  lahir politik etis atau politik balas budi di Indonesia.  Hal itulah yang membuat buku ini juga menjadi salah satu fase penting perjalanan bangsa ini merebut kemerdekaan.

Selain beberapa gambaran tentang "zaman penjajahan", dari buku ini juga bisa dilihat bagaimana negeri ini di Mata Eduard Douwes Dekker. Membaca tulisan tentang negeri ini yang ditulis oleh orang asing selalu menarik, karena selalu ada berbagai keadaan yang menurut mereka ganjil namun menurut kita biasa saja. 

            Di awal bagian buku ini, diceritakan seorang makelar kopi bernama Droogstopel yang bertemu dengan Sjaalman teman lama yang dianggapnya hanya sebagai seorang yang miskin dan pesakitan. Singkat cerita Droogstopel bersedia menerbitkan tulisan-tulisan Sjaalman yang ternyata bukan hanya berisi tentang kopi di Hindia Belanda namun juga berisi tentang buruknya pemerintahan di Hindia Belanda. Garis besar  tulisan Sjaalman adalah kisah tentang Max Havelaar seorang asisten Residen Lebak-Banten yang berusaha mengungkap dan mengakhiri penindasan yang terjadi di Hindia-Belanda.
Buku yang saya baca ini adalah terbitan tahun 2015 yang dalam penerbitannya  redaksi telah menyesuaikan beberapa penyesuaian minor namun ternyata aku tetap sedikit kesulitan mencernanya. Namun ada banyak hal menarik yang kutangkap dari karya Multatuli ini, berikut beberapa diantaranya :
Jika orang Eropa berkuda diikuti beberapa pejabat , yaitu sebanyak yang diperlukan untuk menyusun  laporan perjalanan inspeksinya, bupati diikuti oleh ratusan abdi dalem.”
Melihat gambaran diatas ternyata kebiasaan membawa banyak staf saat kunjungan kerja sudah menjadi kebiasaan sejak lebih dari seratus tahun lalu.
Dalam buku ini juga diceritakan bagaimana para pejabat Belanda memanfaatkan kepatuhan rakyat kepada pemimpin pribumi mereka. Para pemimpin pribumi diberikan berbagai keuntungan dari kerja keras rakyat yang akhirnya mereka tidak peduli kalau rakyat mereka menderita dibawah kehidupan mewah mereka.
Pada masa itu orang Eropa di Hindia belanda dibagi menjadi dua yaitu orang Eropa tulen dan mereka yang sedikit banyak dialiri darah Hindia. Orang Eropa yang “berdarah Murni” memiliki kelas yang lebih tinggi dari pada mereka yang berdarah campuran. Kesimpulannya keturunan Indonesia-Eropa  pada masa itu ternyata tidak menjadi keren seperti  jaman sekarang, dimana dengan dialiri darah Eropa seolah menjadi jaminan mudah masuk dunia entertaiment.
Selain beberapa hal diatas masih banyak hal menarik dalam buku karya Multatuli ini. Sebuah buku yang bisa dibilang  merupakan pembuka jalan bagi Kebangkitan Nasional negeri ini pada zaman penjajahan Belanda.

Bagikan

>