Wednesday 27 August 2014

lirik lagu Curhat Buat Sahabat, reminds me of me



Sahabatku, usai tawa ini
Izinkan aku bercerita :

Telah jauh kumendaki,, Sesak udara di puncak khayalan
Jangan sampai kau disana,

Telah jauh, ku terjatuh, Pedihnya luka di dasar jurang kecewa
Dan kini sampailah, aku di sini ..

Yang cuma ingin diam, duduk di tempatku
Menanti seorang yang biasa saja
Segelas air di tangannya, kala kuterbaring sakit
Yang sudi dekat, mendekap tanganku
Mencari teduhnya dalam mataku
dan berbisik: “Pandang aku, kau tak sendiri oh dewiku”
Dan demi Tuhan, jangan bilang lagi itu terlalu tinggi

Telah lama, kumenanti
Satu malam sunyi untuk kuakhiri
Dan usai tangis ini kuberjanji

untuk diam duduk di tempatku
Menanti seorang yang biasa saja
Segelas air ditangannya, kala kuterbaring . . . sakit

Menentang malam, tanpa bimbang lagi
Demi satu dewi yang lelah bermimpi
Dan berbisik : “selamat tidur tak perlu bermimpi bersamaku”
Wahai Tuhan jangan bilang lagi itu terlalu tinggi
  
Curhat buat sahabat, tau lagu ini baru kemaren pas baca Rectoverso.  Abis baca langsung inget diri sendiri pas di usia  belasan  hhihihihihi. Cerita cinta-cintaan ku diwaktu itu memang ga selalu sedih , banyak senangnya juga. Tapi waktu sedih curhat seperti itulah yang aku lakukan.
                Aku tak punya sahabat curhat seperti dalam cerpen curhat buat sahabat. Hanya saja aku dulu selalu membayangkan punya sahabat maya. Yang setiap kali aku kecewa akan “dirinya” aku berjanji pada si sahabat maya bahwa aku akan mendiamkannya, tak akan lagi mengharapkan hal baik darinya,  dan akan menunggu orang yang “biasa saja”.
                Tapi aku melakukan janji seperti itu sampai bertahun-tahun berikutnya. dan tetap bertahan untuknya. Tapi aku tak menyesalinya, itu keputusanku di masa itu, menunjukkan bagaimana mentalitasku di usia itu.  Dan aku bersyukur pernah mengalami pembelajaran  itu. Aku juga seharusnya berterima kasih padanya yang banyak membuatku belajar di masa laluku.
                Di masa kini ku, aku telah bersama orang yang “biasa saja”  yang dulu aku pernah berjanji untuk menantinya. 



Dear my virtual friends,
                Kau lihat kan? Kini aku bersama orang yang dulu aku berjanji padamu untuk menantinya. Dengan segala benar dan salah perbuatanku, akhiranya aku memutuskan untuk bersamanya.

No comments:

Post a Comment

Bagikan

>